Acetylcysteine—sering juga disebut N-acetylcysteine (NAC)—adalah obat yang dikenal luas sebagai pengencer dahak (mukolitik) dan sekaligus penawar (antidot) keracunan parasetamol. Dua peran ini tampak berbeda, tetapi dasarnya sama: kemampuan acetylcysteine memutus ikatan disulfida pada lendir sehingga lebih cair dan mudah dikeluarkan, serta menambah cadangan glutathione yang dibutuhkan hati untuk menetralkan toksin parasetamol. Dengan pemahaman ini, Anda dapat menilai kapan acetylcysteine bermanfaat, bagaimana cara minumnya yang benar, dan apa risiko yang perlu diwaspadai.
Kegunaan Utama: Mukolitik dan Antidot
Dalam konteks pernapasan, acetylcysteine membantu mengencerkan dahak yang kental pada kondisi seperti bronkitis, PPOK, emfisema, dan fibrosis kistik. Lendir yang lebih cair membuat batuk menjadi efektif sehingga jalan napas lebih lega dan napas terasa ringan. Mekanismenya spesifik: NAC memutus jembatan disulfida pada glikoprotein lendir, sehingga viskositasnya turun. Itu sebabnya obat ini sering diresepkan saat keluhan “dahak susah keluar” mendominasi.
Pada keracunan parasetamol (acetaminophen), acetylcysteine adalah terapi standar. Diberikan sedini mungkin—idealnya dalam 8 jam pertama—NAC amat efektif mencegah kerusakan hati karena membantu tubuh mengembalikan glutathione, molekul pelindung yang diperlukan untuk menetralkan metabolit toksik parasetamol. Pada situasi ini, dokter bisa memilih rejimen oral atau intravena (IV) dengan dosis berbasis berat badan.
Bentuk Sediaan yang Beredar
Acetylcysteine tersedia dalam beberapa bentuk: serbuk/sachet 100–200 mg untuk dilarutkan, tablet effervescent 600 mg, larutan inhalasi (melalui nebuliser) yang penggunaannya biasanya di fasilitas kesehatan, serta sediaan intravena khusus untuk penanganan keracunan parasetamol. Pilihan bentuk disesuaikan dengan tujuan terapi, usia, dan kenyamanan pasien.
Dosis Acetylcysteine sebagai Mukolitik
Pada dewasa, dua pola dosis paling umum adalah 200 mg diminum tiga kali sehari atau 600 mg sekali sehari (effervescent). Durasi terapi disesuaikan dengan keparahan dan lamanya keluhan; beberapa protokol menyarankan evaluasi manfaat dalam 4 minggu, dan terapi jangka lebih panjang diputuskan oleh dokter bila gejala kronis. Untuk anak, digunakan kekuatan dosis yang lebih kecil; aturan usia dan dosis sangat bergantung pada produk, sehingga penting mengikuti etiket masing-masing merek serta anjuran dokter.
Sebagai gambaran dari dokumen resmi produk: tablet effervescent 600 mg umumnya direkomendasikan satu kali sehari untuk dewasa; beberapa label menegaskan sediaan 600 mg tidak untuk anak kecil, dan penggunaan pada anak harus dengan formulasi dosis lebih rendah. Karena perbedaan antar-merek dan regulasi negara, baca brosur obat yang Anda gunakan dan konsultasikan jika ragu.
Cara Minum yang Benar
Untuk sachet 100–200 mg atau tablet effervescent 600 mg, larutkan terlebih dahulu dalam air hingga benar-benar tercampur, lalu minum segera. Banyak panduan lokal menganjurkan melarutkan tablet effervescent 600 mg dalam setengah gelas air. Mengonsumsi setelah makan sering membantu mengurangi mual. Jika Anda menggunakan sediaan inhalasi (nebuliser), pemakaian biasanya diarahkan tenaga kesehatan karena dapat menimbulkan iritasi tenggorokan atau mulut pada sebagian orang.
Dosis Acetylcysteine untuk Keracunan Parasetamol
Penanganan keracunan parasetamol adalah situasi gawat yang harus ditangani di fasilitas kesehatan. Dua rejimen yang lazim digunakan:
- Rejimen intravena 21 jam (Acetadote®): muatan 150 mg/kg, dilanjut 50 mg/kg selama 4 jam, lalu 100 mg/kg selama 16 jam. Rejimen ini banyak digunakan bila pasien tidak toleran minum, muntah berat, atau terdapat indikasi klinis khusus.
- Rejimen oral 72 jam: dosis muatan 140 mg/kg, kemudian 70 mg/kg tiap 4 jam hingga total 17 dosis lanjutan. Dokter akan memantau kadar parasetamol dan fungsi hati untuk menentukan lamanya terapi.
- Pada kasus tertentu, arang aktif diberikan bila keracunan baru terjadi <4 jam; penjadwalan NAC dan arang aktif akan diatur dokter karena arang bisa memengaruhi penyerapan obat lain—termasuk NAC—walau signifikansinya masih diperdebatkan.
Efek Samping yang Perlu Diwaspadai
Sebagian besar orang hanya mengalami keluhan ringan seperti mual, muntah, atau ketidaknyamanan lambung saat minum NAC. Reaksi pada saluran napas atas (misalnya iritasi tenggorokan pada sediaan inhalasi) juga bisa terjadi. Pada terapi intravena, reaksi anafilaktoid yang terkait kecepatan infus—misalnya ruam, kemerahan, gatal, sesak, atau penurunan tekanan darah—dilaporkan hingga belasan persen, meski sebagian besar ringan–sedang dan dapat ditangani dengan memperlambat infus atau pemberian obat simtomatik. Bronkospasme berat jarang tetapi mungkin, terutama pada penderita asma.
Efek pada saluran cerna patut diperhatikan bila Anda punya riwayat tukak lambung atau varises esofagus; muntah hebat dapat memperburuk kondisi dan meningkatkan risiko perdarahan. Jika Anda memiliki hipertensi, gagal jantung, atau penyakit ginjal, perhatikan bahwa beberapa tablet effervescent mengandung natrium yang dapat memengaruhi penyakit-penyakit ini—diskusikan dengan dokter bila Anda menjalani diet rendah garam.
Interaksi Obat yang Penting
Interaksi yang paling menonjol adalah dengan nitrogliserin (obat jantung golongan nitrat). Kombinasi NAC dan nitrogliserin dapat meningkatkan vasodilatasi sehingga memicu sakit kepala hebat dan tekanan darah turun, walaupun dalam beberapa konteks klinis kombinasi ini sengaja digunakan di bawah pemantauan ketat. Jika Anda menggunakan nitrat (tablet/spray nitrogliserin atau infus), bicarakan terlebih dahulu sebelum mengonsumsi NAC.
Dalam penanganan keracunan parasetamol, arang aktif yang diberikan berdekatan dengan pemberian NAC dapat menurunkan penyerapan atau mengubah dinamika terapi; karena itu, dokter akan mengatur jarak waktu pemberiannya berdasarkan kondisi Anda.
Siapa yang Perlu Berhati-hati?
Selain kondisi lambung/varises esofagus dan penyakit yang sensitif terhadap asupan natrium, penderita asma perlu pemantauan karena risiko bronkospasme, terutama pada sediaan inhalasi atau saat reaksi hipersensitivitas terjadi. Pada anak kecil, penggunaan mengikuti batasan usia di label produk dan biasanya menggunakan kekuatan dosis lebih rendah; jangan memberikan sediaan dewasa 600 mg pada anak tanpa instruksi medis. Untuk kehamilan dan menyusui, konsultasikan terlebih dahulu—NAC digunakan pada situasi tertentu di bawah pengawasan dokter, termasuk pada keracunan parasetamol pada ibu hamil.
Tips Praktis Agar Terapi Optimal
Minum obat sesuai petunjuk, larutkan benar-benar sebelum diminum, dan pertahankan hidrasi tubuh agar pengenceran dahak lebih efektif. Jika setelah beberapa minggu keluhan dahak kental tidak membaik, evaluasi kembali bersama dokter; beberapa panduan menyarankan peninjauan manfaat mukolitik setelah 4 minggu untuk memastikan terapi masih relevan dengan gejala Anda. Untuk keracunan parasetamol—sekecil apa pun kecurigaannya—segera ke IGD; keberhasilan antidot sangat bergantung pada kecepatan pemberian.
Kapan Acetylcysteine Tepat untuk Anda?
Jika masalah utama Anda adalah dahak yang kental dan sulit keluar, acetylcysteine sering menjadi pilihan yang masuk akal, terutama bila keluhan berkepanjangan dan mengganggu aktivitas harian. Bila Anda, keluarga, atau orang di sekitar mengalami konsumsi parasetamol berlebihan—sengaja maupun tidak—acetylcysteine adalah terapi kunci yang menyelamatkan hati. Keduanya sama-sama efektif bila diberikan dengan dosis yang tepat, cara minum yang benar, dan pemantauan yang sesuai dengan kondisi tiap pasien.
Informasi ini bersifat edukasi dan tidak menggantikan saran dokter. Ikuti label produk yang Anda gunakan dan konsultasikan bila memiliki penyakit penyerta, sedang hamil/menyusui, atau mengonsumsi obat lain seperti nitrat.