Wajib Tahu! Monkeypox Cacar Monyet! Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Monkeypox—sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet—adalah penyakit menular yang kini kembali menjadi perhatian dunia. WHO menetapkan lonjakan kasus sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada 14 Agustus 2024, setelah wabah besar di Republik Demokratik Kongo memicu penyebaran ke negara-negara sekitar. Hingga 2025, kasus masih dilaporkan di berbagai wilayah, menandakan risiko tetap ada dan kewaspadaan perlu dijaga.

Apa itu Monkeypox?

Mpox adalah penyakit yang disebabkan oleh mpox virus (kelompok Orthopoxvirus, kerabat variola/penyebab cacar). Pada 2022, WHO mulai memakai istilah “mpox” untuk mengurangi stigma—kedua istilah sempat dipakai bersamaan selama masa transisi. Penyakit ini umumnya menimbulkan demam, pembesaran kelenjar getah bening, dan ruam kulit (kadang juga lesi pada mulut/area genital) yang bisa berlangsung 2–4 minggu. Masa inkubasi biasanya 1–2 minggu, namun dapat 1–21 hari.

Gejala: dari demam hingga ruam yang khas

Banyak pasien memulai keluhan dengan demam, sakit kepala, pegal, lelah, serta kelenjar bengkak. Ruam dapat muncul beberapa hari setelah demam, berkembang dari makula–papula–vesikel/pustula hingga berkeropeng dan sembuh. Lesi bisa menyebar di wajah, telapak tangan/kaki, atau berfokus di area genital/anorektal, sering kali menimbulkan nyeri. Pada sebagian orang—terutama anak kecil, ibu hamil, atau mereka yang mengalami imunosupresi—penyakit dapat menjadi berat dan membutuhkan penanganan ketat.

Pada 2024–2025, perhatian khusus tertuju pada peredaran clade I di Afrika yang dikaitkan dengan penyakit lebih berat dibanding clade II yang mendominasi wabah global 2022; lembaga kesehatan Eropa dan WHO terus memantau pergeseran pola epidemiologi ini.

Bagaimana virus menular?

Penularan terjadi terutama melalui kontak dekat kulit ke kulit dengan lesi/ruam, kontak intim/sexual, berbagi barang terkontaminasi (seprai, handuk, pakaian), dan paparan sekret pernapasan saat kontak tatap muka berkepanjangan. Penularan dari ibu ke bayi juga dapat terjadi. Intinya, siapa pun bisa tertular bila terpajan—bukan hanya kelompok tertentu—meski wabah 2022 banyak terdeteksi pada jaringan sosial tertentu karena pola kontak yang sangat dekat. Praktik pencegahan tetap sama: kenali gejala, kurangi kontak berisiko, dan lakukan isolasi bila sakit.

Siapa yang berisiko?

Risiko meningkat pada mereka yang sering melakukan kontak fisik/intim dengan banyak pasangan, orang dengan kekebalan tubuh lemah (misalnya HIV stadium lanjut), pekerja kesehatan tanpa APD memadai, serta pelancong ke wilayah yang mengalami transmisi antarmanusia aktif—khususnya area dengan clade I. Otoritas kesehatan menganjurkan edukasi risiko bagi pelancong dan penawaran vaksin pada individu yang memenuhi syarat.

Diagnosis: kapan sebaiknya memeriksakan diri?

Segera hubungi fasilitas kesehatan bila Anda mengalami ruam baru yang nyeri atau gejala mirip flu yang diikuti ruam, terutama jika baru melakukan kontak dekat dengan penderita atau baru kembali dari wilayah dengan kasus mpox. Diagnosis ditegakkan lewat tes PCR dari swab lesi. Penilaian medis penting untuk membedakan mpox dari kondisi lain yang tampak serupa.

Pengobatan: apa yang efektif?

Sebagian besar kasus sembuh sendiri dengan perawatan suportif: cukup cairan, kontrol nyeri dan gatal, perawatan luka agar tidak terinfeksi bakteri, dan pemantauan klinis. Untuk kasus lebih berat atau pasien berisiko komplikasi, dokter dapat mempertimbangkan antivirus tecovirimat (TPOXX) melalui skema akses khusus (Expanded Access/EA-IND di AS). Namun, bukti uji klinis terkini menunjukkan manfaat yang terbatas sebagai monoterapi, sehingga penggunaannya ditargetkan pada kondisi tertentu dan harus lewat konsultasi dengan otoritas kesehatan. Pada situasi khusus, brincidofovir atau VIGIV bisa dipertimbangkan. Keputusan terapi bersifat individual, bergantung kondisi klinis dan faktor risiko.

Saat isolasi di rumah direkomendasikan, penderita perlu berada di kamar terpisah, memakai barang rumah tangga yang tidak dibagi (pakaian, seprai, handuk, alat makan), dan menjaga kebersihan permukaan yang sering disentuh untuk mencegah penularan ke anggota keluarga.

Catatan penting: Jangan mengobati sendiri dengan antivirus. Semua keputusan terapi—termasuk akses tecovirimat—harus melalui tenaga kesehatan.

Vaksin: siapa yang perlu dan bagaimana jadwalnya?

JYNNEOS adalah vaksin dua dosis (selang 4 minggu) yang digunakan untuk mencegah mpox dan cacar. Data efektivitas di AS menunjukkan perlindungan meningkat signifikan setelah dua dosis. Saat ini, booster tidak direkomendasikan secara rutin; yang terpenting adalah melengkapi dua dosis sesuai jadwal. Vaksin dapat diberikan sebagai pencegahan pra-paparan pada kelompok berisiko serta sebagai pencegahan pasca-paparan dalam waktu tertentu setelah kontak. Konsultasikan dengan layanan kesehatan setempat mengenai ketersediaan dan kelayakan vaksinasi.

Bagi pelancong ke area dengan transmisi clade I yang berencana melakukan aktivitas intim, CDC menganjurkan untuk menyelesaikan seri dua dosis sebelum keberangkatan bila memenuhi syarat. Meskipun sudah divaksin, praktik pengurangan risiko tetap penting.

Cara mencegah penularan dalam keseharian

Pencegahan berfokus pada menghindari kontak dekat dengan orang yang bergejala, termasuk kontak seksual, serta isolasi bila sakit hingga semua lesi mengering dan keropeng lepas. Kondom membantu melindungi bagian tubuh tertentu namun tidak mencegah semua paparan karena ruam bisa ada di area lain. Jangan berbagi seprai, handuk, pakaian, atau alat makan dengan orang yang terinfeksi; cuci tangan secara rutin dan bersihkan permukaan yang mungkin terkontaminasi.

Bagi tenaga kesehatan, APD lengkap (gown, sarung tangan, pelindung mata, respirator N95 atau lebih) diperlukan saat merawat pasien suspek/kasus untuk mencegah pajanan di fasilitas pelayanan kesehatan.

Situasi di Indonesia: apa yang perlu diperhatikan?

Kementerian Kesehatan RI telah menerbitkan materi edukasi mengenai gejala, penyebab, diagnosis, pengobatan, dan pencegahan mpox. Masyarakat dianjurkan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, menggunakan masker saat sakit, serta segera memeriksakan diri jika muncul gejala atau memiliki riwayat kontak. Informasi resmi dan pembaruan tersedia di kanal Kemenkes dan Ayo Sehat.

Kapan harus segera mencari pertolongan medis?

Segera ke fasilitas kesehatan bila mengalami ruam nyeri yang baru muncul, demam tinggi yang menetap, nyeri hebat pada lesi, tanda infeksi sekunder (nanah, kemerahan meluas), atau bila Anda termasuk kelompok rentan seperti anak kecil, ibu hamil, dan individu dengan daya tahan tubuh lemah. Deteksi dan perawatan dini dapat mempercepat pemulihan serta mencegah penularan lebih lanjut.

Intinya

Mpox bisa dicegah dan dikelola. Kenali gejala, kurangi perilaku berisiko, segera periksa bila bergejala, dan lengkapi vaksinasi dua dosis jika Anda memenuhi kriteria. Dengan langkah-langkah ini, kita dapat melindungi diri sendiri dan orang sekitar, sekaligus membantu menekan penyebaran penyakit di komunitas.

Artikel Terkait

Maret 2024
Minggu
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu

Send Us A Message

slot resmi

slot gacor

slot gacor

slot gacor

toto slot

albaslot

kemendikbudristek.id